Rabu, 02 Maret 2016

Casino Anti-Mainstream

MALANG – Pembukaan acara M-Teens Malang School Competition 2016 pada Rabu (2/3) di Graha Cakrarawala Universitas Negeri Malang disambut positif oleh Drs. H. Rendra Kresna, SH, MM selaku bupati Malang, Ir. H. Mochamad Anton selaku walikota Malang serta beberapa kepala sekolah, serta mengundang animo masyarakat.
            Graha Cakrawala juga diramaikan dengan peserta-peserta lomba mading 3D bertemakan lifestyle dari berbagai sekolah. Salah satunya dari MAN 3 Malang yang menerangkan, “Kami mengangkat 2 teritorial, yaitu bad habit dan good habit. Dalam pembuatannya kendala kami banyak, contohnya karena kami siswi asrama, kami sulit dan agak terbatas saat mencari bahan-bahan untuk membuat mading. Selain itu, saat ini kami juga sedang menempuh UTS.”
Sedangkan SMP Negeri 1 Malang mengangkat healthy lifestyle yang disimbolkan dengan kapal, langit dan ombak dalam madingnya. “Kalau diibaratkan, kapal itu manusia, ombak adalah lifestyle, sedangkan awan adalah masa depan. Pada intinya, lifestyle adalah penentu masa depan kita akan berhasil atau tidak,” tutur Regina, salah satu peserta mading 3D perwakilan dari SMP Negeri 1 Malang.
            Berbeda dengan SMAK Santo Albertus atau yang sering dikenal dengan Dempo memilih untuk membuat mading yang diberi nama ‘macipo’ atau ‘mading ciptaan Dempo’ dan mengusung tema dangerous dan gorgeous.
Dangerous yang dimaksud adalah lifestyle orang-orang yang tidak bijaksana dan berujung pada kriminalitas. Sedangkan gorgeous yang dimaksud contohnya dalam hal casino yang ternyata dapat meningkatkan devisa negara. Disini kami mengambil Los Angeles, yaitu kota judi dan terkenal dengan casino square terbanyak di dunia.” terang wakil dari SMAK Santo Albertus.
            “Pembuatan mading kami selama 1 bulan setiap pulang sekolah. Pembuatannya dari kami sendiri, tidak ada campur tangan. Kami banyak menggunakan sterofoam sebagai bahan dasar dan kami ukir pakai pisau sterofoam. Itupun pembuatannya rumit, untuk membuat sebuah item saja tidak selalu berhasil sehingga kita harus mengulang, sehingga kita butuh waktu yang cukup lama,” tuturnya.
Ketika ditanya mengapa mereka memilih tema yang terkesan tidak umum, mereka menjawab, “Kami ingin menyajikan mading yang tidak terduga. Karena sekolah kami sudah sering ikut M-Teens, kami berusaha untuk terus berinovasi setiap tahunnya.” (rka)

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beri komentar...