Minggu, 06 Maret 2016

Optimis Walau Peserta Termuda

MALANG – Gemuruh tepuk tangan dan pekikan mewarnai Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang pada Sabtu (5/3). Dalam ajang M-Teens School Competition 2016 (MSC16) yang memasuki hari terakhir ini, terdapat 8 peserta M-Teens Choir dari pelbagai sekolah. Diantara delapan kompetitor, terdapat Vicintore Choir, satu-satunya paduan suara berjenjang SMP yang turut beradu.
            Vicintore Choir yang berasal dari SMP Negeri 1 Singosari ini beranggotakan 40 pelajar. Mereka membawakan lagu Indonesia Jaya ciptaan Liliana Tanoesoedibjo serta Sik Sik Sibatumanikam, sebuah lagu legendaris dari Batak. Tak hanya itu, kostum yang digunakan juga menampilkan ciri khas Indonesia, yaitu dominasi warna hitam yang dihiasi batik.
Octa Wryge (15), salah satu anggota Vicintore Choir menuturkan bahwa mereka berlatih selama kurang lebih 2 minggu setiap pulang sekolah. “Semuanya anggota ekstra choir, diseleksi juga,” tambahnya dengan bangga. Alintya Augusta, anggota lain, turut menambahkan, “Banyak kendala juga waktu latihan, contohnya ada yang sakit atau ijin.”
            Kedua gadis berpenampilan manis ini membeberkan ritual rahasia suara emasnya, yaitu seminggu sebelum tampil mereka harus makan kencur dan juga harus menghindari makanan-makanan pedas serta keripik. “Ini pertama kali kami ikut M-Teens,” tukas Alin. Ketika ditanya apakah tahun depan berencana mengikuti M-Teens Choir, ia menjawab, “Ikut!” dengan mantap.

Waktu latihan yang cukup singkat terbayar dengan respon positif berupa pekikan dan tepuk tangan meriah dari para penonton. “Bagus dan menarik banget! Aku suka sama kostumnya,” sorak Hanun, salah satu peserta M-Teens Journalist. Rahel Eunike (20), salah satu juri dari M-Teens Choir turut berkomentar, “Karena masih SMP, menurut saya mereka harus belajar lagi, tapi untuk tingkat SMP sudah cukup bagus. Mungkin cuma eksekusi sama emosi panggung harus lebih ditata lagi.” (rka)

Jumat, 04 Maret 2016

Tampil Total Sebagai Rival Sekaligus Kawan

MALANG – M-Teens School Competition 2016 pada Jum’at (4/3) di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang diwarnai kualitas vokal puluhan peserta M-Teens Idol yang mumpuni.
Sama halnya dengan Nadhira Septamara (14) yang membawakan lagu One and Only dari Adele. Dibalik suara emasnya, gadis berambut panjang ini mengaku bahwa awalnya tertarik pada dunia fashion, namun ia justru ‘banting setir’ ke dunia tarik suara pada kelas 1 SD.
Dalam lomba M-Teens pertamanya, gadis yang mengidolakan Adele ini menerangkan bahwa ia ingin memiliki karir go international seperti Agnes Monica. “Bahagia itu sederhana, loh, ditepuktanganin aja aku udah seneng banget!” tambahnya.
Sedangkan rivalnya, Wanda Febry (16) membawakan lagu Mabuk Kepayang. Putri sulung dari dua bersaudara ini menyebutkan bahwa ia belajar menyanyi dari bangku kelas 4 SD.
“Tadi, sebenernya aku tuh dateng telat, jadi waktu di panggung masih agak ngos-ngosan gitu,” tambahnya. Meskipun begitu, penampilan gadis yang mengidolakan Jessie J mengundang banyak tepuk tangan yang meriah dari penonton.

Rupanya, pada saat M-Teens Band Competition, kedua gadis dari SMA Negeri 8 Malang tadi tampil sebagai vokalis di BOD Project. Aziz Bariq (16) sebagai keyboardist band tersebut berterus terang bahwa mereka hanya latihan selama 4 hari. “Ini pertama kalinya kami tampil di M-Teens, kami puas dan pastinya seneng banget! Tahun depan kami pasti ikut lagi,” tandasnya dengan penuh semangat. (rka)

Klasik: Genre Baru di M-Teens Idol!

MALANG – Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang pada Jum’at (4/3) diramaikan oleh rangkaian kegiatan M-Teens School Competition yang memasuki hari kedua. Penonton dari berbagai kalangan dikejutkan oleh suara-suara merdu peserta yang beradu vokal dalam ajang M-Teens Idol Competition.
Namun, ada keunikan dari kompetisi kali ini. Saat kompetitor lainnya menyuguhkan lagu ber-genre modern, pemilik nama Mafryanda Safinaturrizqy (15) justru menyenandungkan lagu ber-genre klasik berjudul Der Holle Rache yang dinyanyikan oleh Diana Damrau, idolanya.
            Gadis yang kerap dipanggil Adina ini mengaku bahwa ia mulai menyukai menyanyi sejak masih duduk di bangku kelas 2 SD. “Kalau untuk klasik, sih, aku suka mulai kelas 1 SMP,” tandasnya.
            “Tadi lagunya aku ngerasa agak dicepetin, jadi aku minta ulang,” tambahnya. Meskipun begitu, siswi SMA Negeri 10 Malang ini mampu tampil total dan mengundang tepuk tangan yang meriah dari penonton.
Gadis yang gemar membaca novel petualangan ini menerangkan, “Aku dulu ada coach, tapi sekarang aku belajar sendiri. Untuk lagu ini, aku persiapannya dari lama. Malam sebelum tampil, aku makan kencur.”

“Menurutku, penampilan dia tadi asik dan keren banget! Lagu itu seakan jadi ciri khas dia,” sorak Karina Meiriza (15), seorang penonton dengan wajah gembira. (rka)

Gebrakan di Graha Cakrawala

MALANG – Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang pada Kamis (3/3) digemparkan oleh belasan peserta M-Teens School Band Competition 2016. Dari sekian banyak peserta yang menghadirkan lagu ‘modern’, berbeda halnya dengan Persephone, salah satu peserta lomba band yang berasal dari SMA Negeri 1 Malang yang membawakan genre ‘jazz’.
Band yang beranggotakan Kintan sebagai vokalis, Dave sebagai drummer, Radita sebagai bassist, serta Naufal dan Pandu sebagai gitaris ini membawakan jingle Honda yang berjudul One Heart, Michael Jackson yang berjudul Beat It dan lagu Glenn Fredly yang berjudul Rame-rame dengan suasana jazz yang memukau penonton.
“Tadi sebenernya tomnya Dave hampir jatuh,” tukas Kintan. Vokalis yang mengidolakan Raisa ini menambahkan, “Kami latihan benar-benar hanya 5 hari,” Meskipun begitu, band ini mengundang cukup banyak tepuk tangan dari penonton.
Sama halnya dengan Suddenly, peserta lomba band yang berasal dari SMA Negeri 5 Malang. Band yang beranggotakan Loren sebagai vokalis, Iqbal sebagai bassis, Afi sebagai drummer, serta Vincent dan Ferdi sebagai gitaris ini justru membawakan lagu Kopi Dangdut.
Ketika ditanya mengapa membawakan salah satu lagu yang genrenya tidak umum dan berbeda jauh dengan lagu lain yang mereka bawakan, Iqbal menjawab, “Kami memilih lagu Kopi Dangdut karena awalnya santai, biar penonton bisa nikmatin, terus kita naikin dikit pakai lagu One Heart, pada akhirnya kita gebrak pakai lagu Locked Out Of Heaven,”

Keberagaman genre lagu yang mewarnai M-Teens School Band Competition 2016 tentunya mengundang perhatian penonton. “M-Teens Band tadi bagus banget, keren semua! Saya berharap acara ini terus diadakan karena tentunya bagus untuk mengembangkan bakat,” ujar Bu Dian (53), salah satu penonton dengan wajah gembira. (rka)         

Rabu, 02 Maret 2016

Casino Anti-Mainstream

MALANG – Pembukaan acara M-Teens Malang School Competition 2016 pada Rabu (2/3) di Graha Cakrarawala Universitas Negeri Malang disambut positif oleh Drs. H. Rendra Kresna, SH, MM selaku bupati Malang, Ir. H. Mochamad Anton selaku walikota Malang serta beberapa kepala sekolah, serta mengundang animo masyarakat.
            Graha Cakrawala juga diramaikan dengan peserta-peserta lomba mading 3D bertemakan lifestyle dari berbagai sekolah. Salah satunya dari MAN 3 Malang yang menerangkan, “Kami mengangkat 2 teritorial, yaitu bad habit dan good habit. Dalam pembuatannya kendala kami banyak, contohnya karena kami siswi asrama, kami sulit dan agak terbatas saat mencari bahan-bahan untuk membuat mading. Selain itu, saat ini kami juga sedang menempuh UTS.”
Sedangkan SMP Negeri 1 Malang mengangkat healthy lifestyle yang disimbolkan dengan kapal, langit dan ombak dalam madingnya. “Kalau diibaratkan, kapal itu manusia, ombak adalah lifestyle, sedangkan awan adalah masa depan. Pada intinya, lifestyle adalah penentu masa depan kita akan berhasil atau tidak,” tutur Regina, salah satu peserta mading 3D perwakilan dari SMP Negeri 1 Malang.
            Berbeda dengan SMAK Santo Albertus atau yang sering dikenal dengan Dempo memilih untuk membuat mading yang diberi nama ‘macipo’ atau ‘mading ciptaan Dempo’ dan mengusung tema dangerous dan gorgeous.
Dangerous yang dimaksud adalah lifestyle orang-orang yang tidak bijaksana dan berujung pada kriminalitas. Sedangkan gorgeous yang dimaksud contohnya dalam hal casino yang ternyata dapat meningkatkan devisa negara. Disini kami mengambil Los Angeles, yaitu kota judi dan terkenal dengan casino square terbanyak di dunia.” terang wakil dari SMAK Santo Albertus.
            “Pembuatan mading kami selama 1 bulan setiap pulang sekolah. Pembuatannya dari kami sendiri, tidak ada campur tangan. Kami banyak menggunakan sterofoam sebagai bahan dasar dan kami ukir pakai pisau sterofoam. Itupun pembuatannya rumit, untuk membuat sebuah item saja tidak selalu berhasil sehingga kita harus mengulang, sehingga kita butuh waktu yang cukup lama,” tuturnya.
Ketika ditanya mengapa mereka memilih tema yang terkesan tidak umum, mereka menjawab, “Kami ingin menyajikan mading yang tidak terduga. Karena sekolah kami sudah sering ikut M-Teens, kami berusaha untuk terus berinovasi setiap tahunnya.” (rka)